Manfaat Asap Cair Tempurung Kelapa
Kelapa:
Setelah kulit buahnya diambil untuk keperluan tertentu, #tempurung#
kelapa bisa diolah menjadi arang dan dimanfaatkan sebagai bahan asap
cair. (Teraslampung/Supriyanto)
GUNUNGSUGIH- Bila selama ini
masyarakat hanya mengenal pemanfaatan kelapa sebatas untuk keperluan
konsumsi seperti minyak goreng atau diambil santannya untuk menyayur.
Padahal, dari kelapa dalam ini banyak yang dpat dikembangkan menjadi
suber ekonomi masyarakat.
Sebagaimana kita ketahui
#kelapa# termasuk salah satu tanaman yang serba guna. Setiap tanaman
kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia. Kelapa juga
memiliki beberapa manfaat bagvi kesehatan. Daging kelapa mengandung
berbagai enzim yang sangat berguna bagi kesehata, terutama dalam
pencernaan manusia, batang kelapa dipat diolah menjadi bahan bangunan,
bunga kelapa dapat diambil niranya untuk bahan baku gula merah, daun
kelapa dapat digunakan sebagai atap rumah, akar kelapa obat-obatan dan
zat pewarna.
Sedang tempurung batok kelapa dapat diolah
menjadi arang batok kelapa, arang aktif, obat nyamuk bakar. Arang batok
kelapa banyak dimanfaatkan bagi indusri pengecoran besi, industry
karbon aktif, industry tambak udang, industry tekstil. Sabut kelapa
dapat diolah menjadi serat sabut kelapa (cocofibre) ampas sabut
kelapa(cocodust), airfiltermatting, rugs, tali. Sabut kelapa juga dapat
diolah menjadi medium tanaman.
Proses pembuatan asap cair
Kabid
Bina Usaha Produksi Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Lampung
tengah, Radik, mengungkapkan, tempurung batok kelapa selaian
dimanfaatkan arangnya, juga bisa dikembangkan menjadi bahan baku #asap#
cair. Dari hasil penelitian, kata dia, asap #cair# merupakan cairan
kondensat dari asap yang telah mengalami penyimpanan dan penyaringan
untuk memisahkan tar dan bahan-bahan partikulat.
Asap
cair yang dihasilkan memiliki warna coklat dan berbau seperti asap
pembakaran tempurung kelapa. Diketahui bahwa kandungan utama asap cair
tempurung kelapa adalah asam asetat (51,99%), fenol (19,90%), metil
asetat (5,37%), furfural (4,56%), hidroksi aseton (2,90%), guaiakol
(2,62%) dan siringol (1,85%). Asap cair tempurung kelapa memiliki pH
sebesar 3,21.
Saat ini lanjut Radik, pihaknya terus
melakukan pelatihan kepada kelompok wanita tani (KWT) perkebunan, untuk
memproduksi asap cair, hasil pembakaran tempurung batok kelapa. ” Sudah
ada 14 KWT perkebunan yang telah mendapatkan pelatihan untuk memproduksi
asap cair dari tempurung kelapa,”ungkap Radik, Jum’at (30/5).
Kendati,
sudah mengikuti pelatihan embuatan asap cair, kata dia, para KWT
tersebut belum mampu memproduksi asap cair secara besar-besaran, karena
masih terkendala alat produksi. Beberapa KWT telah memproduksi asap cair
masih sebatas untuk konsumsi keluarga. Karena, satu unit alat produksi
asap cair tempurung kelapa berkapasitas 600 Kg harganya mencapai Rp50
juta-an.
”Saat ini kami masih memesan dua unit alat
produksi asap cair dengan kapasitas lima sampai sepuluh kilogram. Dengan
alat tersebut diharapkan KWT bisa memproduksi asap cair untuk memenuhi
kebutuhan sendiri dulu,”katanya.
Asap cair dalam bentuk kemasan (dok)
Asap
cair tempurung kelapa ternyata banyak kegunaannya, bahkan bisa menjadi
alternative sebagai bahan pengawet makanan pengganti formalin. Dari
hasil penelitian, asap cair tempurung kelapa mengandung senyawa fenol,
yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur sehingga dapat
digunakan sebagai pengawet maupun disinfektan.
Proses
pembuatan asap cair tidaklah sulit bahkan sangatlah sederhana. Pembuatan
asap berlangsung selama pembakaran tempurung kelapa yang di tempatkan
pada alat pembakar yang sudah di beri pipa penyuling yang terhubung dari
tutup tangki pembakar.
Dari proses pembakaran
tempurung akan keluar asap cair yang kental seperti kecap, cairan ini
masih masuk kategori grate 3. Asap kental ini belum bisa digunakan untuk
pengawet makan, tapi lebih digunakan untuk pengawet kayu agar tidak
dimakan ngengat.
Agar dapat dimanfaatkan sebagai
pengawet makanan seperti ikan asin, asap cair grade 3 dilakukan proses
lanjutan untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik grate 2. Sedang
untuk pengawet yang di campurkan kedalam makanan, asap cair grade 2
harus diproses kembali untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik yang
bisa dicampur ke dalam bahan makanan seperti bakso atau mie.
Menurutnya,
hasil penelitaian antara IPB dengan Badan Litbang Pertanian mandapatkan
kesimpulan bahwa asap cair tempurung kelapa dapat berfungsi sebagai
disinfektan yang menghambat serangan penyakit antaraknosa pada
penanganan pasca panen papaya, sehingga dapat mempertahankan mutu dan
memperpanjang masa simpan buah. Bahkan petani karet di Bandar Mataram,
Lampung Tengah, sudah menggunakan asap cair untuk menghilangkan aroma
busuk getah karet atau lateks.
Asap cair juga sudah
dicoba untuk pengawetan #ikan# asap, hasilnya kualitas ikan asap sangat
baik. Untuk pengawetan ikan asap, cukup menggunakan 10 persen asap cair
dari air yang di gunakan untuk merendam ikan, setelah air untuk merendam
habis maka dilakukan proses pengeringan ikan.
”Untuk
pengawet makan seperti bakso atau mie, sebagai penganti borak atau
pormalin cukup menggunakan asap cair maksimal tiga persen dari satu
liter air,”katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar